JARGON BARU PMII

Kamis 06/04/17 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Komisariat Universitas Islam Nusantara (Uninus) Cabang Kota Bandung menggelar agenda pelantikan, upgrading dan rapat kerja setelah terpilihnya ketua baru sahabat Zainudin Ali Arsyad masa khidmat 2017-2018 minggu lalu dalam Rapat Kerja Anggota Rayon (RTAR)

Pada kegiatan pelantikan, Upgrading dan rapat kerja dihadiri langsung oleh pengurus cabang yang diwakili oleh sahabat Ahmad Fahmi “SekumCab” itu beliau menyampaikan dalam sambutan juga dalam kegiatan upgrading bahwa pada Organisasi PMII yang merupakan mandataris Nahdlatul Ulama (NU) wajib hukumnya membumikan nilai-nilai ke-PMII-an tersebut dimanapun para anggota PMII berada khususnya di wilayah Kampus Uninus, mengingat bahwa Uninus merupakan salah satu kampus NU terbesar di Indonesia. Beliau juga menyampaikan bahwa para organisator PMII di Era modern ini harus memiliki satu visi yang sama dengan visi perkembangan zaman sehingga sebagai bekal, beliau menyampaikan beberapa hal penting yang berkembang dan mempunyai pengaruh besar pada era globalisasi diantaranya Media scape, Ideologi Scape, Etnos scape dan Capital Scape dengan tujuan agar warga PMII dalam aktifitasnya harus berselancar dengan zaman setelah mengetahui dan mendayagunakan beberapa hal yang disebutkan diatas. Warga Pergerakan yang masih menempuh dibangku kuliah dihimbaukan agar bergerak secara inklusif bukan ekslusif lagi ketika berada ditengah-tengah lapisan mahasiswa yang non PMII dan sekarang saatnya membuktikan kepada mahasiswa yang lain dengan tindakan karena warga PMII sudah tuntas dalam berwacana “Ahmad Fahmi”

Melihat mahasiswa pergerakan masa kini yang seakan lupa dengan tugasnya dikelas dan tugasnya dengan orangtua karena terlihat jelas lebih mementingkan kegiatan-kegiatan PMII lalu kurang bisanya mengimbangi antara organisasi dan akademis maka muncul jargon baru PMII yang berbunyi “BACK TO CAMPUS” atau kembali ke kampus yang dirasa bahwa jargon ini sangat relevan untuk saat ini. Hal tersebut bukan menuntut agar memilih salah satu antara fokus ke akademik dan atau ke organisasi tetapi sebagai teguran untuk warga pergerakan yang masih menempuh di jenjang perkuliahan supaya balance/ mengimbangi anatara kepentingan organisasi dengan kepentingan akdemik.

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share